Budget Traveler

Hallo Papua

5 Komentar

DSCF3286

“Hitam kulit.. keriting rambut, aku Papua..”

Terngiang nyanyian itu ketika kami mendarat di Bandara Sentani, Jayapura. Hari itu menjadi perjalanan pertama saya – dan masih yang pertama – ke pulau paling Timur di Indonesia. Rasanya seperti mimpi bisa menginjakan kaki ke Papua cuma-cuma. Saat itu saya dan teman-teman memang sedang dalam perjalanan tugas tapi rasanya setengah liburan.

Agenda perjalanan dua hari tersebut padat akan kunjungan ke wilayah kerja, dan saya tidak akan membahas pekerjaannya apa. Hari pertama kami berkunjung ke sebuah bangunan ruko yang disulap jadi sekolah. Biasa saja sih seperti jalanan dan wilayah lain di Indonesia. Yang luar biasa ada di belakang bangunan tersebut. Pantai cantik yang luput dari pandangan saya dan mungkin orang yang hanya melintas di jalan besar depan ruko. Orang setempat menyebutnya pantai Enggros.

DSCF3303

Banyak penduduk lokal yang memancing ikan di sana, yang jalan-jalan sore pun ada. Tempat ini semacam lokasi JJS warga sekitar. Tempat memantau matahari terbenam yang cantik, sayangnya saat itu langit agak kelabu, jadi hanya semburat (kecil) jingga saja yang tampak. Sesekali diantara kesibukan kerja sore itu saya menyempatkan diri memotret dan berbincang singkat dengan mamak yang juga sedang asik memancing. Ada faedah yang bisa saya ambil dari jalan-jalan sore itu, tapi biar saya saja lah yang tahu ya..haha..

Lepas maghrib saya dan rekan-rekan seperjuangan baru bisa beranjak menuju penginapan. Istirahat sejenak kemudian cari makan. Lucunya kelakukan kami ini, jauh-jauh ke Jayapura makannya di Pizza Hut. Ya kali aja rasanya beda..heheh. Bukan sih, karena lelah saja, dan lokasi tempat makan terdekat dengan penginapan kami adalah itu. Terima nasib saja kami tidak sedang traveling kuliner.

Di sini waktu memang berjalan lebih cepat dibandingkan daerah manapun di Indonesia, tapi melambat bagi saya yang kehilangan signal hape karena jaringan operator terbaik di Indonesia juga hal fana yang dapat mengalami gangguan. Dari hari pertama menginjakan kaki di Bandara Sentani Alhamdulillah kami manusia sosmed yang suka pamer ini tidak bisa update status. Tulisan “Check in at Sentani airport” di path tak ado. Jadi ketika sampai penginapan pun ga sibuk lihat hp, percuma, mending tidur ngumpulin energi buat besok.

Kreativa - 170126 ICD Jayapura - 446

Hari baru tantangan baru, sejak pagi Jayapura diguyur hujan deras. Padahal ini adalah hari yang sangat diandalkan untuk melakukan liputan di pulau-pulau kecil terdekat. “Berdoa saja, semoga disana cerah,” kata salah satu diantara kami. Ada dua pulau kecil terdekat yang akan kami kunjungi kala itu, satu dihuni oleh penduduk asli Papua, pulau lainnya dihuni penduduk pendatang bersuku Buton. Tapi meski nenek moyang mereka aslinya dari Sulawesi, bahasa dan logat penduduk sini sama seperti orang Papua pada umumnya.

Alhamdulillah doa terkabul, ntah doa siapa yang pasti buat kami happy. Kerena cuaca membaik jadi kami bisa mengujungi kedua pulau tersebut. Liputan pun sukses, main-main di pantai berpasir putih sukses besar..hahah..iya ada pantai kecil di pulau itu yang membuat kami akhirnya sambil menyelam minum cappucino, dari pengarah gaya jadi bergaya.

DSCF3433

Judulnya kerja tapi di sini kami berasa sedang liburan di private beach. Hanya ada kami yang bermain di pantai bersama anak-anak lokal. Mungkin mamak-mamak dan bapak-bapak yang tinggal disana sudah bosan setiap hari ketemu pasir putih dan laut biru. Tidak seperti kami yang tinggal di cekungan berpagar pegunungan. Meski saya tahu ini tidak ada apa-apanya dibanding Raja Ampat, but is still like heaven guys..hahah..norak! Biarin ya, yang pasti tidak semua orang bisa ke tempat ini, bahkan mungkin terfikir saja tidak karena ini bukan tempat liburan.

Jelang maghrib (lagi) kami baru selesai beraktivitas. Kali ini ditutup dengan makanan laut asli bukan berupa pizza. Saya lupa nama tempatnya apa, disini semua masakannya enak. Mungkin karena di Jayapura dekat dengan pantai, jadi ikannya masih fresh atau karena kami memang sangat lapar.

Pagi terakhir di Jayapura masih diguyur hujan deras, itu berarti keinginan melihat Danau Sentani dari dekat tidak bisa terwujud. Suasana dalam mobil pagi itu tidak seperti ketika baru sampai di Jayapura, lebih banyak diam, tidak ada obrolan menarik. Ah mungkin diri kami masih belum rela untuk beranjak dari pulau nan indah ini tapi takdir pulang ke Bandung harus tetap dijalani.

Kreativa - 170126 ICD Jayapura - 815

Sesungguhnya perjalanan tersebut sudah berlalu satu tahun. Semoga lain kali bisa berkunjung lagi ke Papua, ke destinasi yang mainstream di Papua seperti Danau Sentani, Raja Ampat, Misol, dll. Aamiin.

 

…Sama siapa, Nin?

Penulis: Nina

Orang biasa yang suka hal-hal luar biasa.

5 thoughts on “Hallo Papua

  1. Meskipun sudah berlalu setahun, rasanya seperti baru kemarin

Tinggalkan komentar